This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Jumat, 18 November 2016

Monev Implementasi K.13




Alhamdulillah, Monev Implementasi K.13 oleh Bp Munif Manawi, M.Ag dan Ibu Nurul Qomariyah,M.Pd dar Kanwil Kemenag Jawa Tengah di MI Al Islam 1 Ngesrep sukses dan lancar, semoga segera dapat bantuan dan perhatian terkait hambatan, kendala dan juga tantangan pelaksanaan K.13 yg sudah kami titipkan.

Senin, 17 Oktober 2016

AKADEMIK

STRUKTUR ORGANISASI MI AL ISLAM I NGESREP TH Pelajaran 2016/2017

Selasa, 04 Oktober 2016

GALLERY FOTO

REFRESHING SEBELUM UJIAN TAHUN 2015/2016














 

PRESTASI

BEBERAPA PRESTASI YANG DI RAIH OLEH MI AL ISLAM I NGESREP




















Data Tenaga Pendidik

DAFTAR GURU DI MI AL ISLAM 1 NGESREP


  1. Syaiful Arif, S.Pd.I, M.Pd
  2. Nur Rohmani, S.Pd.I
  3. Susanti, S.Pd.I
  4. Dewi Ariyanti, S.Pd.I
  5. Jery Fika Rahmawati, S.Pd
  6. Ali Fahmi, S.Pd.I
  7. Susanto, S.Pd.I
  8. Siti Fatimah, S.Ag
  9. Adi Pratama, S.Pd
  10. Dwi Ning Sayekti, S.Pd
  11. Ade Mareta Tri Suryo Wibowo, S.Pd
  12. Toufid Idhayat, S.Pd
  13. Andi Widiantoro, ST
  14. Desy Putri Utami, S.Pd
  15. Eli Yuliana, S.Pd
  16. Diah S.Pd

Selasa, 07 Juni 2016

SEJARAH





Sejarah  MI Al Islam 1 Ngesrep tidak lepas dari biografi  Kepala Desa Ngesrep pertama yaitu bapak Sudiman Marto Pawiro ( H. Muh Idris), beliau lahir di dukuh Ngesrep Desa Ngesrep Kecamatan  Ngemplak Kab. Boyolali. Pada tahun 1871. Pada tahun 1982 ia menjabat lurah beken di desa Ngesrep, Kaonderan Kebonagung (sekarang Panasan Baru) Kawedenan Distrik Sawahan (sekarang Ngemplak) Kabupaten Boyolali tahun 1921, menunaikan ibadah haji, bertambah nama menjadi H. Muh Idris. Pada tahun 1926 terjadi perubahan system pemerintahan (komplek), kaonderan Kebonagung (sekarang  Panasan Baru) berubah menjadi kecamatan dan gedung  perkantoran  pindah ke Sawahan Ngemplak. Kawedanan Distrik Sawahan pindah ke Kawedanan Banyudono Kabupaten Boyolali, pada tanggal 26 April 1926, H. Muh Idris diangkat menjadi kepala desa Ngesrep.
Pada tahun 1928 misionaris akan  mendirikan sekolah Kristen di desa Ngesrep, Bapak Kepala desa khawatir, warga desa Ngesrep banyak masuk agama Kristen, kemudian beliau mendirikan Standar School Muhammadiyah di Ngesrep dengan bantuan Muhammadiyah Kartosuro. Gedung dibangun diatas tanah bekas komplek perkantoran Kaonderan Kebonagung yang pindah ke Sawahan  Ngemplak. (lokasi sekarang Panasan Baru, tepatnya persimpangan jalan Mangurejo, jalan ke Embarkasih Haji sebelah utara), sebelum Standar School Muhammadiyah berdiri warga belajar di pendopo balai desa Ngesrep (Lokasi sekarang di sebelah Utara Masjid Al Mukmin desa Ngesrep).
Pada tahun 1940 Bapak H. Muh Idris mendirikan Masjid di dukuh Ngesrep,
Pada tahun 1942 situasi keamanan Negara semakin kacau, Jepang mulai masuk dan menjajah Indonesia, Jepang mengusir seluruh warga Ngesrep untuk mengosongkan desa Ngesrep disekitar bandara dalam waktu 24 jam. Warga menyingkir dan menjauh dari bandara dengan membawa barang-barang yang bias dibawa, yang tidak bias dibawa ditinggal. Warga juga tidak masuk sekolah kira-kira selama dua tahun (1941 – 1943).
Pada tahun 1944 Jepang memindahkan Ibu Kota Pemerintahan Ngesrep ke dukuh Tegalrejo termasuk Masjidnya dan sekolah School Muhammadiyah. Warga desa Ngesrep yang dulunya diusir, dikupulkan kembali dan diberi tanah sesuai haknya, Pelopor (Ayah Bapak Sobron). Jepang juga mengganti tanah dan membangun sekolah School Muhammadiyah dengan pondasi batu dan berdinding kayu. Peralatan sekolah seperti meja, kursi dipindahkan dari Kaonderan Kebonagung ke Tegalrejo dengan gotong royong. Menurut cerita tanah kampung Tegalrejo adalah milik warga Suruh dan Gatak yang diambil paksa Jepang. Warga Ngesrep tidak tahu apakah warga Suruh dan Gatak mendapat ganti rugi atau tidak dari Jepang, termasuk juga tanah sekolah School Muhammadiyah Tegalrejo.
Pada tahun 1944 Jepang melarang dan membubarkan seluruh perserikatan yang ada di Indonesia termasuk Muhammadiyah, Jepang meminta paksa sekolah Standart School Muhammadiyah di Tegalrejo. Dengan terpaksa sekolahan diserahkan kepada Negara dan dikuasai Jepang. Kepala sekolah yang menyerahkan kepada Jepang dan mendatanganinya adalah beliau bapak Santo Siswoyo alias Ibnu Niyar. Kemudian sekolah berstatus menjadi SD Negeri atau lebih dikenal dengan SR (sekolah rakyat) sebagai tukang kebunya adalah Bapak Towirejo (ayah Bapak Wakidi Ngesrep). Tahun 1945 Indonesia memproklamasikan kemerdekaan sekolahan SD Negeri / SR tegalrejo masih aktif sampai tahun 1947. Tahun 1947 terjadi Agresi Belanda II, pada tahun 1948 demi keselamatan dari serangan Belanda dan di kwatirkan sekolahan akan ditempati tentara Belanda maka gedung SD Negeri di Tegalrejo dirobohkan oleh suatu panitia yang disebut PMKT dan semua barang diambil alih oleh panitia yang tidak tentu arahnya, kecuali bangku, papan tulis dan alat sekolah yang lain dipindahkan ke Tanjungsari. Tahun 1947 – 1948 sekolahan berhenti dan tidak aktif.
Tahun 1949 setelah KOnferensi Meja Bundar (KMB) seklah mulai dibuka kembali, siswa yang belajar dirumah penduduk, diantaranya di tempat Bapak Mangun, bapak ridwan, Bapak Wadyid (bapak Rosyid), bapak Sahlan. Tanah SDN Tegalrejo mulai tahun  1948 – 1959 kosong, tanah dimanfaatkan penduduk sebagai lahan pertanian, jadi tanah dan gedung yang roboh tidak berfungsi kira-kira selama 10 tahun.
Tahun 1954 Bapak H. Muh Idris dan warga masyarakat merintis Madrasah Ibtidaiyah beserta gedungnya. Siswa selain belajar di Tanjungsari, juga belajar dirumah penduduk Tegalrejo sendiri diantaranya Bapak Prabo, Bapak Harto Munawar dan Bapak Wagiman. System belajarnya hanya seperti pengajian yang biasa kita laksanakan sekarang. Tahun 1959 tepatnya tanggal 13 Agustus 1959 H. Muh Idris meninggal dunia, Rencana pendirian Madrasah dilanjutkan oleh para Tokoh-tokoh masyarakat yang lain dengan mengadakan beberapa pertemua, pertemuan pertama di rumah Bapak Somo Tariyo di Tegalpucung. Pertemuan kedua di rumah bapak Harjo pelopor di Tegalrejo dengan dihadiri oleh : Bapak Manto Suwito, Bapak Pademo Lasi Yono Pratiwo, Bapak Harto Munawar, Bapak Muh Amir dan Bapak Jomo.
Pada mulanya gedung hanya didirikan dengan dinding bambu (gedhek) Bapak Harjo tidak setuju dan berpendapat agar dibuat permanen. Tahun 1958 gedung MI mulai didirikan diatas tanah bekas Standar School Muhammadiyah (SDN Tegalrejo) dengan gotong royong. Ada yang menyumbang pasir, batu bata, semen dll. Gedung berdiri permanen baru dua kelas yang lain bertahab dan berdinding kayu.
Mulai tahun 1959 masyarakat mempercayajan Bapak Muh Amir sebagai kepala Madrasah, Bapak Ibnu Nuyar pndah ke Pati, segala adminitrasi mulai ditertibkan termasuk memperjelas status tanah. Untuk memperjelas status tanah pengurus membentuk panitia Sertifikat Tanah dengan susunan panitia sebagai berikut :
Ketua                  : Bapak Abu Na’im
Anggota               :
1. Bapak Rosyid Wasigun
2. Bapak Harto Munawar
3. Bapak Bayan Tis (Ayah Bapak Jono)
4. Bapak Probo
5. Bapak Muh Amir
6. Bapak Sumanto Muslih
Panitia meminta tanah kepada Negara dengan mengurus ke Boyolali, atas nama panitia Bapak Abu Na’im menandatangani surat-surat sertifikat tanah dari Kabupaten Boyolali, dengan biaya kurang lebih Rp. 40,00 (empat puluh rupiah) atas nama  Bapak Abu Na’im  beliau mewakofkan tanah kepada umat Islam.
Karena adminitrasi tidak tertibberita acara atau surat sertifikst tsnsh wakaf tidak ada atau hilang tidak tahu siapa yang membawa, waktu itu ada surat tertulis atau hanya lisan tidak ada yang tahu. Karena para pelaku sejarah sekarang sudah banyak yang meninggal dunia, maka status tanah terkatung-katung.
Untuk mempermudah dan memperbaiki adminitrasi, beliau bapak kepala MI Ngesrep 1, atas nama Bapak Sunanto Muslih mengeluarkan surat tanah wakaf MI Ngesrep 1 (bekas Standar School Muhammadiyah atau SDN Tegalrejo) di wakafkan kepada umat islam untuk pendidikan.
Dalam pemberian nama Madrasah terdapat beberapa usulan dari tokoh masyarakat :
Bapak Muh Amir mengusulkan Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah
Bapak Rosyid Wasigun mengusulkan Madrasah Ibtidaiyah Al Islam
Kemudian Bapak Muh Kalam mengusulkan Madrasah Ibtidaiyah Ngesrep untuk mengambil jalan tengah-tengahnya.
Pada tahun 1961 MI Ngesrep mendapat bantuan guru Negeri dari pemerintah yaitu Bapak Thohir dan Ibu Saidiyah. Tahun 1963 siswa sudah mencapai kelas VI dan sudah mengeluarkan Ijazah, untuk menampung lulusan MI, Umat Islam mendirikan SMP Islam pada tahun 1963 di Tanjung Sari.

Tahun 1965 mendapat guru baru negeri Yaitu :

1.       Bapak M.Kalam
2.       Bapak Sulaiman
3.       Bapak Bakri
4.       Bapak Kadarisman
5.       Bapak Kawanto
6.       Bapak Hadi Sukir7.       Bapak Dul Latif sebagai pak bon (hanya perjuangan)
Pada tahun 1965 siswa mulai banyak dan tidak mampu menanpung lagi, pada tahun 1966 mendirikan Madrasah Ibtidaiyah lagi di Tanjungsari dengan nama Madrasah Ibtidaiyah Ngesrep II dan yang ada di Tegalrejo menjadi MI Ngesrep 1.
Tahun 1965 kepala Madrasah Ibtidaiyah diganti Bapak Muh Kalam dan Bapak Muh Amir memimpin di SMP Islam Tanjungsari.
Mulai tahun 1966 kedudukan MI Ngesrep 1 sudah disejajarkan dengan SD Impres Negeri, dan mutunya tidak kalah dengan SD yang lain. Pada tahun 1978 MI Ngesrep 1 tepatnya tanggal 20 Desember 1978 berganti nama MI Al Islam 1 Ngesrep
1.       Tahun 1976 Bapak Satimin sebagai Kepala Sekolah Baru
2.       Tahun 1977 Kepala sekolah Bapak Sukemi
3.       Tahun 1987 kepala sekolah Ibu Siti Aminah
4.       Tahun 1988 kepala sekolah Bapak Sadino (sementara)
5.       Tahun 1989 kepala sekolah Ibu Siti Aminah
6.       Tahun 2004 kepala sekolah Bapak Muh Yunus (sementara)
7.       Tahun 2005 kepala sekolah Bapak Salimin,S. Ag (2005 – 2012)
8.       Tahun 2013 Kepala sekolah Bapak Syaiful Arif,S.Pd.I (2013 Januari )
Sumber :
1.       Bapak Harto Munawar
2.       Bapak Wasyim
3.       Bapak Bakri
4.       Bapak Sabron
5.       Bapak Dibyo Cahyono
Dikutib dari pelaku sejarah pada bulan Juli – Agustus 2005 oleh Ali Fahmi.